KEGIATAN OKK Tanggal 19 Agustus 2011

Tanggal 19 Agustus 2011 kami para mahasiswa baru STIKOM Surabaya melaksanakan OKK hari ke-tiga sejak tanggal 17 Agustus 2011 dan masuk pukul 05.00 pagi, tetapi saya dantang lebih awal untuk member tugas saya membuata 30 kata motifasi yg mana saya mendapat hukuman setelah pada tanggal 18 kemarin telat datang. Sama seperti hari sebelumnya, kegiatan kami di awali dengan apel pagi yang mana dimulai pukul 05.00 tepat. Kemudian di teruskan dengan pemberian konsekuensi pada mahasiswa yang melanggar tata tertib yg terlambat datang atau yang tidak melengkapi atribut OKK seperti tidak memakai ID card, kaos kaki tidak polos putih dan lain-lain .
Setelah apel selesai kami dikasih waktu istirahat untuk saling berkenalan dan bertukar data antar sesama Ky yg ditulis di buku GBHM . Dan setelai selesai
Setelah itu kami naik ke arena prestasi yg tepat dilantai 9 kampus STIKOM. Di arena prestasi kami membuat sebuah mading berkelompok. Kelompok saya, PASCAL 2.2 membuat sebuah mading yg mana peralatan dan bahan-bahan madding tersebut sudah kami bawa dan lengkap tanpa kurang satupun orang yg tidak memebawa peralatan INILAH KEKOMPAKAN KAMI PASCAL 2.2 yg Kolega Seniornya kak IRA. Saya sendiri membawa beberapa artikel yg akan menjadi berita utama madding kami, meskipun kami sempat kebingungan untuk membuat konsep madding kami tetapi dengan KEKOMPAKKAN kami, Kami berhasil menyatukan IDE-IDE dari setiap anggota kami yg mana langsung kami terapkan ke madding kami, meskipun tidak sebagus kelompok lain tetapi kami TETAP BANGGA dengan hasil yg kami

buat.

Setelah menyelesaikan mading kami kembali mengisi jeda waktu sebelum menjalani kegiatan berikutnya dengan mengisi buku garis – garis besar halauan mahasiswa kami. Dalam kesempatan ini saya berhasil mengumpulkan kurang lebih 15 tanda tangan sesama rekan Kolega Yunior dan ditambah hasil hari kemarin yg saya kumpulkan menjadi satu dan jumlahnya ada 31 tanda tangan , baik yang satu prodi maupun dari prodi yang berbeda.
Acara dilanjutkan dengan kegiatan rohani. Kami di bagi menurut agama yang kami anut untuk mendapatkan materi kerohanian sesuai kepercayaan masing – masing. Kemudian kami berkumpul dengan beberapa kelompok lain untuk membicarakan konsep awal pementasan untuk acara inagurasi OKK 2011 pada tanggal 23 Agustus. Kelompok kami setuju akan mementaskan sebuah drama komedi yang berlatarkan INDONESIAN IDOL. Setelah itu perintah untuk meninggalkan arena prestasi dikeluarkan oleh panitia, saya segera menuju Lantai 4 gedung biru yang mana saya akan mengikuti acara kerohanian di ruang 403 yg mana berkumpulnya MABA beragama Kristen Protestan.
Setelah waktu yang di tentukan habis saya kembali menuju arena prestasi pada pukul 12.30. kami beristirahat sejenak dan mengisi buku garis – garis besar halauan mahasisiwa kami. Kami kemudian di bagi menurut prodi dan menuju ruangan yang di tentukan untuk mendapatkan sosialisasi HIMA (himpunan mahasiswa) masing-masing prodi.
Yang mana prodi SK berada di RUANG SERBAGUNA , disana Kakak – kakak senior kami sangat santai dan senang bercanda, begitu juga para dosen yang terlihat sangat akrab dan menyatu dengan kakak – kakak senior kami, dan cara penyampaian informasi tentang jurusan kami sangat detail dan jelas di sampaikan kakak-kakak SENIOR kami.
Setelah pertemuan dengan HIMA selesai kami kembali lagi ke arena prestasi. kami diperintahkan berbaris sesuai prodi dan di beri sebuah angket untuk diisi. Setelah mengisi angket kami di berikan kesempatan untuk curhat/sharing pada panitia tentang pelaksanaan OKK dari hari pertama sampai hari ini.
Setelah pemberian tugas harian dan beberapa pengumuman kami diperkenankan pulang pada pukul 17.00 WIB.


KEGIATAN OKK 2011 STIKOM

Salam SATE TOMMIS kepada kakak Ria. Saya akan bercerita tentang kegiatan saya selama pra orientasi pada tanggal 16-17 agustus 2011 yg diadakan di STIKOM Surabaya.
Dimulai pukul 04.30 pagi saya berangkat dari rumah saya yg ada di daerah BENOWO, saya sangat antusias dan semangat yang membara mulai memacu kuda besi saya menuju kampus STIKOM Surabaya, walau jalan yg akan saya lewati cukup jauh tetapi itu tidak mengurungkan semangat ku untuk bertemu teman teman baru saya.
Setelah sampai di

kampus STIKOM saya bergegas memarkirkan sepeda motor saya yg telah mengantar saya sampai dengan selamat. Setelah memarkirkan motor kira-kira pukul 06.30 pagi kami disuruh untuk bergegas pergi ke lantai 9 kampus STIKOM dan mengikuti OKK yg berlangsung di sana.
Didalam lantai tersebut mulailah acara pukul 08.00 dilakukan opening yg dilaksanakan oleh KY dan KS dan juga diadakan absensi dan penyampaian informasi tentang apa saja yg dibutuhkan untuk membuka tabungan CIMB bagi para kolega yunior. Karena lama dan banyak yg akan membuka rekening kami pun harus mengantri untuk membuka rekening setelah beberapa jam kami menunggu akhirnya tiba iliran kami untuk membuka setelah kurang dua orang lagi dalam antrian tiba-tiba kami disuruh untuk berbari dan keluar dari ruangan Audotorium dan ternyata waktu unutk membuka rekening telah melewati jadawal yang telah dibuat dan dilanjutkan dengan acara DEBAT KOMISI yg berisi tentang adu argumentasi antar para KOLEGA YUNIOR…….
NEXT……NEXT>>>>>>>>>>>>
Sebenarnya pada game ini saya agak kurang mengerti tujuan game tsb di buat. Bagaimana gak ngerti wong yg kita debatkan sesuatu yg aneh *mungkin bagi saya*tapi tenyata permainan ini sedikit demi sedikit saya mulai mengerti tentang tujuan permainan ini dibuat. Dalam game ini kita dapat menyimpulkan bahwa sesuatu masalah sebaiknya tidak kita pecahkan sendiri dan harus diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dan setelah game ini selesai kami ada pelatihan blog di lablantai 8……oh ya sebelum itu mungkin ada sesuatu yg mana sebelum kami mulai pelatihan kami disuruh untuk merapatkan tentang perlengkapan OKK dan yel-yel oleh Kak RIA.
Setelah pelatihan kami Selanjutnya dilakukan istirahat dan sholat di Musholla An-Nur Kampus STIKOM Surabaya sampai pukul 12.30. Setelah itu seluruh Kolega Yunior di suruh menuju Ruang Serba Guba untuk mengikuti Literasi Perpus, dalam hal ini kita diberi tahu Sistematis cara peminjaman buku di STIKOM. Setelah literasi Perpus seluruh Kolega Yunior menuju arena prestasi untuk mengikuti instruktur tambahan yang diberikan oleh Kolega Senior, setelah itu sambil menunggu pulang para Kolega Yunior disuruh membuat yel-yel untuk penyemangat kelompok sendiri-sendiri. Para Kolega Yunior sangat antusias dalam acara ini dan tak jarang banyak kelompok yang sangat ekspresif.
Rabu 17 agustus 2011
Pada hari ini mungkin agak susah dari hari kemarin yg mana kita harus bangun pagi untuk mengikuti upacara 17 agustus di depan kampus STIKOM dan memakai baju putih panjang dan berdasi hitam. Setelah upacara selesai sift kami dapat lomba yg cukup lucu, yaitu lomba MUMI KOPLAK (Konyol,Pusing,Lumayan AGak Ngakak) yg mana kami mendapat juara 2 terus selama babak penyisihan dan sampai final kami mendapat juara 2 terus……Setelah game tsb saya merasa KEKOMPAKAN Tim kami mulai tumbuh.

Dan sebelum menutup acara kita masih melaksanakan pelatihan office yg juga ada di lantai 9 diacara tsb dijelaskan tentang connecting area di STIKOM seperti WIFI. Setelah itu ada beberapa pengumuman dan dilanjutkan dengan doa pulang.

kamis 18 agustus 2011

Salam SATE TOMMIS kepada kakak RIA. Saya akan bercerita tentang kegiatan saya hari pertama orientasi di buka pada tanggal 18 agustus 2011 yg diadakan di STIKOM Surabaya.
Dimulai pukul 04.00pagi saya berangkat dari rumah saya yg ada di daerah BENOWO, saya sangat antusias dan semangat yang membara mulai memacu kuda besi saya menuju kampus STIKOM Surabaya, walau jalan yg akan saya lewati cukup jauh tetapi itu tidak mengurungkan semangat ku untuk bertemu teman teman baru saya.
Setelah sampai di kampus STIKOM saya bergegas memarkirkan sepeda motor saya yg telah mengantar saya sampai dengan selamat. Setelah memarkirkan motor kira-kira pukul 05.00 pagi kami disuruh untuk memakai semua perlengkapan OKK yang sebelumnya denga susah payah kami buat dengan teman 1 kelompok yg mana kami semua hampi tidak tidur sampai pukul 2 pagi.
Setelah perlengkapan selesai kami buat dan kami pun mengenakannya dengan rasa bangga dan dengan semangat yg membara mulai mengikuti upacara PEMBUKAAN OKK di depan halaman kampus TERCINTA yang mana Pembina upacara dipimpin langsung oleh ketua STIKOM Surabaya dan diikuti dengan pelepasan Balon dan dua burung darah yg mana hari kemarin sudah disuruh untuk membawa.
Pelepasan merpati dan balon tersebut menandakan OKK 2011 telah sah dimulai. Setelah acara selesai acara selanjutnya adalah OPEN HOUSE kampus STIKOM yg mana kita mulai dari lantai 6 gedung ruang SI yg didalmnya terdapat sebagai berikut
-Counter SI
-dilantai tsb ada 8 lab
- tempat menaruh tas
-ruang teknisi
-ruang dosen
-ruang Implementasi teori-teori
-ruang server

Dan dilanjutkan naik ke lantai 7 yang mana Markas besar Prodi DKV dan MM dan berikut skema dalam lantai 7 tsb.
-locker
-pameran hasil kerja anak DKV dan MM
-ruang photografi
-ruang recorder
-ruang animasi
-audio studio
-ruang multimedia
-studio digital 1 dan 2
Dan kembali dilanjutkan ke lantai 8, yang mana inilah MARKAS BESAR ANAK SISTEM KOMPUTER dan terdapat beberapa deskripsi tentang ruangan tersebut.
-counter SK
-locker
-JARKOM
-ruang dosen
-ruang server
-ruang ppti
-ruang minicontroller
-ruang elektronika dan robottika
-HIMA
-Lab PCC
-ruang uji kendali mutu
Selanjutnya kita ke lantai 3 gedung Biru yg ada 7 kelas dari ruang 301 s/d 307 dan sama halnya dengan gedung merah yg memiliki 7 kelas dari ruang 301 s/d 307. Disini lah kami akan menampah ilmu, dikelas luar biasa kampus STIKOM
Selanjutnya kita naik lagi ke lantai 4 gedung biru yg mana di sini ada kelas SSI yg membuat/ pembuatan program dari perusahaan , BUSSINESS DEVELOPMENT, ada mading, kursi melingkar. Dan untuk gedung merah sendiri sebenarnya dulu bekas ruang anak DKV.
Lanjut ke lantai 2 gedung biru ada ruang PENMARU,AV,Keuangan, ketua yayasan STIKOM ,pembantu 1,2,3, ruang rapat, penyediaan MASY dan penelitian
Sedangkan gedung merah sendiri HUMAS, ADMIN prodi, Ruang penyiaran Radio, KA prodi SI,KPK,MI setelah itu disediakan sofa untuk ruang tunggu AKK dan ruang dosen.
Dan perjalanan yg terakhir di lantai 1 yg mana ada dua pengarahan yg pertama
OUTDOR yg terdiri dari
-Bengkel Robot dan Mobil
-Mushola
-Gedung serbaguna
-Minikom
-Kantin COPCA (COPPRASI KARIAWAN)
-ATM
-Post satpam
-GK,UKM
-Sun Garden
-Panggung
-Tempat parkir
-Kantin depan dan belakang
-Oriental Garden
-Lab Rakyat
-travo listrik STIKOM
-dan taman
Dan untuk INDOR lantai 1
-Post satpam
-Table manner
-Expo
-Audiotorum
-Perpus
-Toilet
-Mading
-Kemahasiswaan
-Tempat SAmpah
-dan SCC SERVICE CARRIER CENTER
Dan setelah selesai acara OPEN HOUSE KAMPUS STIKOM Surabaya kami kembali ke lantai 9 dan istirahat sejenak dan mengisi Buku GBHM lalu setelah itu kami ada pengarahhan WALI /PERWALIAN yg mana bertujuan untuk kami tahu siapa ketua PRODI kami dan bagaimana cara mengetahui jadwal kuliah, SKS, IPK dan IPS yg mana semuanya disampaikan dengan sangat jelas.
Setelah itu kami kebali lagi kelantai 9 untuk penutupan acara OKK 2011 pada hari pertamanya.


Fenomena Sleep Paralysis Tidur Seperti di Tindih Setan

Kamu membuka mata. Baru saja kamu tidur selama beberapa jam. Kamu bisa merasakan pikiranmu melayang-layang antara sadar dan tidak. Sambil berusaha mengumpulkan kesadaranmu, kamu mencoba untuk bangun. Tetapi, ada sesuatu yang tidak beres. Tubuhmu tidak bisa bergerak, nafasmu sesak, seakan-akan ada makhluk tidak terlihat yang menginjak dadamu. Kamu membuka mulutmu dan hendak berteriak, tidak ada suara yang keluar. Seseorang sedang mencekik leherku, pikirmu. Ada sesuatu yang tidak beres.

Ya, kalian mengerti maksudnya. Kita semua pernah mengalaminya. Sebagian menyebut fenomena ini dengan sebutan tindih hantu atau erep-erep. Entah apa kata resmi bahasa Indonesianya. Dont worry, anda tidak sedang diganggu makhluk halus. Ini penjelasan ilmiahnya.

Pada saat mengalami ini biasanya kita akan sulit sekali bergerak dan kemudian ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh.

Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali, biasanya disertai juga dengan munculnya bayangan kegelapan. Hal inilah yang diasumsikan “ketindihan” makhluk halus orang sebagian besar orang.

Sleep Paralysis
Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh).

Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya. Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan.

Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit.

Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.

Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien.

Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.

Kurang Tidur
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM). Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan.

Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM.

Pada tahap inilah mimpi terjadi. Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.

Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan.

Wage Rudolf Soepratman


WR SOEPRATMAN


Semua orang terdiam saat syahdu biola terdengar membelah kesunyian. Gesekan dawai yang menggetarkan nurani itu memainkan partitur pembuka sebelum setiap mulut di ruangan itu serempak membuka, mengumandangkan syair heroik dengan penuh perasaan. Ada yang menitikkan air mata haru, ada pula yang menyanyikan soneta itu dengan luapan semangat, juga ada yang cuma menggumam sembari memejamkan mata, menghayati bait demi bait yang dilantunkan. Aransemen lagu itu memang dahsyat, bak pantun berantai (seloka) yang dirangkai nyaris persis ketika Empu Walmiki merajut epos legendaris Ramayana.

Seorang muda berkacamata dengan baju dan peci lurik berdiri di deretan paling depan, menghadap para hadirin yang terhanyut oleh syair-syair bernada patriotik itu. Tangan-tangan lihai lelaki duapuluhlima tahun itu memainkan biolanya dengan merdu. Itulah dia, Wage Rudolf Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya, suara kebangsaan yang untuk pertamakalinya diperdengarkan di hadapan publik pada malam penutupan Kongres Pemuda ke-II 1928 di Jakarta. Lagu Indonesia Raya menyempurnakan tiga ikrar para pemuda yang bermufakat untuk bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu: Indonesia.

Beberapa hari kemudian, di halaman utama suratkabar Sin Po, koran Tionghoa yang pro terhadap pemikiran Indonesia, berita tentang Sumpah Pemuda telah tercetak dan beredar. Teks Indonesia Raya pun terpampang dengan jelas. Sebuah tindakan yang cukup berani yang dilakukan media massa pada masa itu. Bahkan, Sin Po adalah satu-satunya koran pada kurun tersebut yang dengan gamblang dan terang-terangan memakai kata “Indonesia” di halaman pertama sebagai rubriknya. Tampaknya, bagi Sin Po, jauh lebih baik membantu Indonesia daripada bertekuk lutut di hadapan Belanda. Keberanian Sin Po tentu saja berpengaruh terhadap pemuda-pemuda Indonesia yang saat itu sedang bergelora untuk meleburkan diri dalam persatuan, termasuk pada diri Soepratman yang bekerja untuk suratkabar itu.

Waktu berhitung mundur sampai pada titik tahun 1903. Hari itu tepat pasaran Wage, pada bulan Maret di tahun ketiga pertama abad ke-20, Soepratman mulai menatap dunia. Bapaknya yang seorang mantan tentara KNIL berpangkat sersan, Jumeno Senen Sastrosuharjo, menambahkan nama anak ketujuhnya itu sesuai dengan hari pasaran lahirnya, inilah Wage Soepratman. Saudara sekandung Wage Soepratman ada enam orang: seorang kakaknya lelaki, yang lain adalah perempuan.

Masih terjadi perdebatan mengenai tanggal dan tempat lahir Soepratman. Versi yang diyakini selama ini adalah ia lahir tanggal 9 Maret 1903 di Jatinegara Jakarta. Bahkan, sejak 2003 pada era pemerintahan Megawati Soekarnoputri, setiap tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Sementara itu, Dwi Rahardja [foto: MetroTV], seorang peneliti dan pembuat film dokumenter tentang WR Soepratman, melakukan penelusuran sejarah untuk merekonstruksi fakta yang sebenarnya.

Sang peneliti itu berinisiatif mencari keterangan dari orang-orang terdekat Soepratman, antara lain kakak kandung dan adik tiri Soepratman, Roekijem Soepratijah dan Oerip Soepardjo. Alhasil, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya sepanjang 28 tahun, akhirnya disimpulkan bahwa WR Soepratman lahir pada 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang, Desa Somongari, Kaligesing, Purworejo (Jawa Tengah). Dua bulan kemudian, pada Juni 1903, jabang Wage di dibawa ke Tangsi Meester Cornelis Jatinegara di Batavia, tempat bertugas sang bapak.

Setelah menamatkan sekolah dasarnya di Batavia, pada 1914 Soepratman ikut kakak perempuannya, Roekijem, ke Makassar, Sulawesi Selatan. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik, seorang indo anggota tentara Belanda. Oleh kakak iparnya inilah, nama Wage Soepratman diberi tambahan Rudolf, menjadi Wage Rudolf Soepratman atau yang sering dikenal sebagai WR Soepratman.

Di Makasar, Soepratman masuk ke sebuah sekolah malam untuk memelajari bahasa Belanda, di samping juga sekolah reguler di Europees Lagere School (ELS). Setelah lulus ELS, Soepratman melanjutkan studinya ke Normaal School. Pada usia 20 tahun, ia menjadi pengajar di sekolah untuk pribumi atau Sekolah Angka Dua. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar. Soepratman lantas menuju kota Singkang untuk bekerja di sebuah perusahaan dagang. Namun, tidak lama ia merasa tidak betah lalu minta berhenti dan kembali ke rumah kakaknya di Makasar.

Minat Soepratman pada dunia musik termotivasi dari Roekijem dan suaminya. Kakak perempuannya itu memang menggemari sandiwara dan musik, khususnya memainkan biola. Seringkali Roekijem dan Willem van Eldik serta beberapa teman tentaranya mengadakan pertunjukan teater alakadarnya di mes militer. Lingkungan seni inilah yang membuat Soepratman jadi menyukai musik. Ia mulai banyak membaca buku-buku tentang musik dan berlatih biola di bawah panduan Roekijam dan suaminya.

Tahun 1924, Soepratman kembali ke Jatinegara Batavia. Pada suatu hari, ia membaca sebuah artikel di majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Soepratman yang sudah semakin kental jiwa nasionalismenya merasa tertantang. Menulis lirik Indonesia Raya dalam bahasa Melayu yang baik tentulah merupakan tantangan besar bagi Soepratman.

Sekalipun pernah menjadi guru dan kemudian bekerja sebagai wartawan, Soepratman lebih lancar berbahasa Belanda daripada bahasa Melayu. Ini adalah kenyataan yang dihadapi semua tokoh pemuda Indonesia ketika itu. Pada Kongres Pemuda ke-II yang melahirkan Sumpah Pemuda pada 1928, ternyata tidak semua tokoh pemuda dapat berpidato dalam bahasa Melayu. Mereka terpaksa memakai bahasa Belanda yang secara sukarela diterjemahkan oleh Mohammad Yamin dari perkumpulan pemuda Jong-Sumatera ke dalam bahasa Melayu. Maklum, hanya pemuda Sumatera yang ketika itu fasih berbahasa Melayu. Pada masa itu, bahasa Melayu belum menjadi bahasa terpopuler di Hindia Belanda, karena memang dikondisikan demikian oleh pemerintah kolonial. Bahasa Belandalah yang utama. Tak heran, jika para pemuda Indonesia lebih menguasai bahasa Belanda ketimbang bahasa anak negerinya sendiri.

Soepratman menjawab tantangan itu. Sejak itu, ia mulai belajar menggubah lagu. Dengan segenap pendalaman yang serius, akhirnya ia berhasil merangkai kata-kata yang penuh pujian dan kemuliaan. Dan jadilah lirik lagu Indonesia Raya. Hebatnya lagi, syair Indonesia Raya hanya sekali mengalami revisi pada tahun 1944 oleh sebuah panitia yang memersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia (PPKI), dan hingga kini tidak pernah diubah lagi. Sedangkan aransemennya sempat dipercantik oleh musisi Eropa kenamaan, Jozef Cleber, atas permintaan Presiden Soekarno, pada akhir 1950.

Naluri kebangsaan Soepratman kian menumbuh tatkala ia pindah ke Bandung pada 1924 dan menjadi wartawan suratkabar Kaoem Moeda. Di koran itu, Soepratman ikut memerjuangkan cita-cita bangsa dalam bidang komunikasi massa lewat kemahirannya bermain biola dan mencipta lagu. Soepratman juga pernah bekerja untuk suratkabar Sin Po. Selama menjadi jurnalis, Soepratman juga belajar menulis. Selain lewat nada, rasa tidak senangnya terhadap kolonialisme dituangkannya dalam bukunya yang berjudul Perawan Desa. Buku yang mengandung nilai-nilai nasionalitas dan menyinggung pemerintahan kolonial Belanda itu akhirnya disita dan dilarang beredar.

Pada 1924 itu pula, lahirlah lagu Indonesia Raya. Lagu inilah yang kelak setelah Indonesia merdeka ditahbiskan sebagai lagu kebangsaan Republik Indonesia. Pemerintah kolonial tentu saja terkaget-kaget mendengar lagu ciptaan Soepratman. Bagaimana mungkin bangsa yang belum merdeka sudah memunyai lagu kebangsaan? Belanda tidak suka melihat pribumi menjadi satu, mereka lebih senang dengan kaum bumiputera yang terpisah-pisah ke dalam beberapa golongan suku. Pemerintah kolonial lebih nyaman melihat adanya suku Jawa, Sunda, Madura, Batak, Ambon, ataupun Minahasa ketimbang mengetahui mereka ini sudah menjadi satu kesatuan bangsa yang utuh yang menamakan diri mereka sebagai bangsa Indonesia.

Lahirnya ikrar Sumpah Pemuda dan lagu Indonesia Raya dianggap sebagai biang keladi pemersatu kaum pribumi, apalagi dalam lirik lagu itu termuat kata-kata “merdeka”, dan pihak kolonialis sangat alergi dengan itu. Pemerintah semakin murka karena ternyata lagu Indonesia Raya dengan cepat menjadi sangat populer di kalangan kaum intelektual pribumi dan seolah menjadi mantra sakti yang wajib dinyanyikan setiap mereka mengadakan pertemuan. Belanda ketakutan apabila semangat nasionalisme bangsa yang dijajahnya kian mewabah. Oleh karena itu, pemerintah pun memberlakukan aturan yang cukup ketat terhadap lagu Indonesia Raya. Belanda lantas melarang kata “merdeka, merdeka!” yang terdapat dalam refrein lagu Indonesia Raya dan mengancam akan memberikan hukuman berat bila aturan ini dilanggar.

Pemuda juga dilarang menyanyikan lagu itu dengan berdiri atau di tempat umum. Lagu itu juga ditolak sebagai lagu kebangsaan (volkslied) serta diturunkan derajatnya menjadi lagu perkumpulan (clublied). Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka menyiasatinya dengan kata pengganti, “mulia, mulia!”, bukan “merdeka, merdeka!”. Para aktivis perjuangan itu tetap saja menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan. Dan mereka tetap menyanyikan lagu itu pada setiap rapat-rapat politik.

Ditelisik dari susunan liriknya, lagu Indonesia Raya adalah suatu bentuk soneta atau sajak empatbelas baris yang terikat dalam satu pikiran dan perasaan yang bulat. Soneta ini terdiri dari satu oktaf (kumpulan delapan nada berturut-turut dengan dua kuatren yang masing-masing bait terdapat empat larik (puisi empat seuntai). Dengan ciri ini, Indonesia Raya sangat pas dinyanyikan dan dimainkan oleh masing-masing enam penyanyi dan enam pemain musik alias satu sekstet. Penggunaan bentuk ini dilihat sebagai avant grade alias “mendahului zaman”, kendati soneta sendiri sudah populer di Eropa.

Indonesia Raya lebih berirama mars (tempo di marcia). Pada partitur aslinya, WR Soepratman menuliskan tanda irama khusus pada ciptaannya itu. Soepratman menulis, ”Oepatjara. Djangan terlaloe tjepat!”. Artinya, lagu ini tidak akan bermakna jika dimainkan dalam tempo yang terlalu cepat karena di sinilah letak kekuatan magis lagu Indonesia Raya. Karena pada waktu penciptaannya terkendala oleh keterbatasan teknologi, lagu Indonesia di masa awal, didengar dari kesan iramanya, terasa kurang greget. Hal itu wajar karena fasilitas alat musik untuk memainkannya pun masih sangat sederhana. Maka itu, kepada Josef Cleber, Bung Karno meminta agar aransemen Indonesia Raya dipoles menjadi lebih menggetarkan jiwa. “Harus ada bagian yang liefelijk, yaitu pada bagian sebelum refrain. Refrainnya sendiri harus meledak agar menciptakan klimaks,” pinta Bung Karno. Namun, untuk menjaga makna asli dan orisinalitas Indonesia Raya, Bung Karno mewanti-wanti Josep, “Indonesia Raya itu seperti Bendera Merah Putih. Tidak perlu diberi renda-renda lagi.”

Josep Cleber memahami apa yang diinginkan Bung Karno. Bagian liefelijk (mendayu-dayu), yaitu empat baris sebelum refrain, didekati dengan dominasi alat-alat gesek seperti biola dan cello. Sedangkan untuk menciptakan efek gelegar pada refrain, Cleber memasukkan unsur simbal, timpani, dan terompet yang sangat gagah. Alhasil, sempurnalah lagu Indonesia Raya sebagai layaknya lagu kebangsaan negara seperti yang sering diperdengarkan sekarang.

Kehidupan sehari-hari Soepratman jauh dari layak. Ia tidak cukup banyak memunyai pakaian yang pantas dikenakan untuk menghadiri rapat-rapat politik. Pantalonnya yang dibikin dari kain berwarna putih sudah menjadi agak hitam. Di sana-sini terlihat rombeng, kain itu sudah kian menipis karena saking seringnya dipakai. Soepratman tak kuat membeli baju di tempat yang pantas dan lebih memilih berbelanja pakaian bekas di Pasar Senen. Rumahnya pun cuma berupa gubug reyot. Upahnya sebagai wartawan nyaris tak cukup memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan yang primer, untuk makan sehari-hari. Ia wajib bekerja keras mencari berita hingga ke pelosok-pelosok Batavia. Tak ada berita berarti tak makan.

Tetapi, di balik segala kemelaratan dan kenestapaannya, WR Soepratman dengan gemilang mampu menciptakan lagu-lagu andalan bagi bangsa. Selain mahakaryanya Indonesia Raya, Soepratman sukses pula membikin lagu-lagu legendaris lainnya, salah satunya adalah lagu Ibu Kita Kartini. Ia juga menjadi aktor utama terciptanya lagu-lagu mars partai-partai pergerakan, seperti Mars-PBI, Mars-KBI, serta Mars-Suryawirawan. Lagu-lagu Soepratman pada saat itu sangat populer di kalangan aktivis pergerakan karena sangat bernafaskan semangat perjuangan. WR Soepratman juga pernah tercatat sebagai anggota Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Indonesia (Partindo), juga Partai Indonesia Raya (Parindra).


Inilah jasa utama WR Soepratman bagi pembentukan negara Indonesia. Soepratman adalah satu dari sedikit orang Indonesia yang mampu menggelorakan semangat kebangsaan rakyat lewat musik. Jika lazimnya pejuang pergerakan memantik nasionalisme rakyat melalui pidato, tulisan, citra personal, ataupun aksi-aksi politik, Soepratman berhasil membuka mata dan hati rakyat dengan kejeniusannya mencipta lagu yang mampu menyadarkan bangsa Indonesia bahwa mereka harus bergerak menuju kemerdekaan atas nama satu bangsa.

Pada masa pendudukan Jepang yang mulai menjajah Indonesia sejak 1942, lagu Indonesia Raya juga dilarang dinyanyikan. Baru pada 18 Agustus 1945, tujuhbelas tahun setelah diciptakan, Undang-undang Dasar 1945 memutuskan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Republik Indonesia. Sayang, Soepratman telah meninggal dunia tepat delapan tahun sebelum Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu kebangsaan yang menggelorakan itu, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda.

Kondisi kesehatan Soepratman mulai melemah sehingga ia dibawa ke rumah orangtuanya di Cimahi untuk menjalani perawatan dan istirahat. Tak lama kemudian, Soepratman yang sudah kepayahan diboyong ke Surabaya ke rumah salah seorang kakak perempuannya. Kendati sudah teramat parah, semangat Soepratman untuk terus berjuang tiada pernah redup. Di Surabaya inilah ia bergabung dengan Parindra bersama Dr Soetomo. Maut semakin dekat mengintai Soepratman ketika ia baru saja selesai menciptakan lagu terakhirnya yang bertitel Matahari Terbit. Pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut bersama bersama para pemuda di Jalan Embong Malang-Surabaya. Kemudian Soepratman dipenjarakan di rumah tahanan Kalisosok Surabaya.



Wage Rudolf Soepratman meninggal dunia tanggal 17 Agustus 1938 pada umur tigapuluhlima tahun karena sakit, kemungkinan sakit syaraf atau paru-paru. Soepratman rela mengorbankan dirinya demi bangsa dengan wafat pada usia muda, mendahului para seniornya. Soepratmanlah musisi muda Indonesia yang utama. “Harus saya akui, saya menitikkan air mata ketika membaca bagian yang mengisahkan akhir hayat Wage Rudolf Soepratman, pencipta lagu kebangsaan kita. Saya terharu, betapa orang sebesar dia harus mengakhiri hidupnya dalam kesepian dan kesengsaraan. Hidupnya sungguh tidak seindah lagunya,
TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG KE BLOG SAYA